CILACAP - Salah seorang Pembimbing Kemasyarakatan (PK) dari Bapas Kelas II Nusakambangan melakukan penggalian data terhadap seorang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) disalah satu penjara dengan tingkat keamaan super maximum di Pulau Nusakambangan, Selasa (12/07/2022).
Dalam proses Penelitian Kemasyarakatan (litmas), WBP disebut juga sebagai Klien dimana PK akan menggali data informasi terkait diri Klien hingga perkembangan psikososial Klien tersebut. Adapun Klien yang akan dilitmas merupakan seorang pecandu narkoba dengan vonis hukuman seumur hidup.
Klien yang akan dilitmas dengan inisial ABC dengan pembawaan yang tenang dan santai mulai menceritakan kisah kehidupannya hingga terjebak kasus narkotika.
"Bisa dibilang bu, kehidupan saya itu cukup mapan dan berkecukupan. penghasilan saya sebulan jujur cukup banyak dan saya nggak pernah kekurangan, saya hanya penasaran saja awalnya tapi malah ketagihan", ungkap ABC kepada PK Bapas.
ABC bercerita jika latar belakangnya mulai mengkonsumsi narkoba karena penasaran dengan teman-teman dilingkungan dan pergaulannya yang selalu terlihat semangat serta senang.
ABC merasa penasaran itulah yang membawanya masuk kedalam dunia ketergantungan pada narkoba, sehingga menyebabkannya berada di balik jeruji saat ini. Tidak tanggung-tanggung vonis yang didapat pun merupakan hukuman penjara seumur hidup dan membuat ABC harus terpisah jauh dari keluarganya terutama anak tunggal perempuannya.
Baca juga:
Miliaran Aset Negara Tersimpan di Rupbasan
|
Proses penggalian data berlangsung dengan santai tanpa adanya tekanan terhadap ABC untuk menceritakan kisah hidupnya. Kisah hidup yang bisa dikatakan berbeda dari kebanyakan orang. Hidup yang berkecukupan, pekerjaan yang mapan belum tentu membuat seseorang merasa bahagia sehingga pergi mencari kebahagiaan dengan cara lain.
Akan tetapi sayangnya jalan yang ditempuh ABC merupakan jalan yang salah dan membawa kesengsaraan bagi hidupnya. Mendekam dibalik dinginnya jeruji besi serta kehilangan kesempatan untuk bercengkrama dengan orang terkasih menyebabkan penyesalan terbesar terhadap ABC.
"Saya menyesal, Pakai narkoba memang enak bu saya jadi senang dan semangat tapi cuma sebentar aja. Kenikmatan yang saya dapat itu nggak sebanding dengan apa yang saya alami sekarang. Saya sudah tidak bertemu keluarga saya beberapa tahun, saya kehilangan banyak kesempatan untuk membahagiakan keluarga saya terutama untuk berbakti kepada ibu saya", cerita ABC dengan raut wajah sedih sebelum menutup kisahnya.
Kini ABC sembari menjalani hukumannya, mulai memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah yang dulu ia hiraukan kini tidak pernah ia tinggalkan. Sholat, mengaji, membaca Al-Quran kini menjadi rutinitas ABC yang tidak pernah ia lewatkan. Menurutnya apa yang ia alami sekarang merupakan takdir dari Yang Maha Kuasa dan pasti ada hikmah dibaliknya.
(N.Son/***)